Kamis, 07 Maret 2013

SBHC

SURABAYA BISING.COM: Surabaya Hard Core, SBHC #7 di GSG (Gedung Serba Guna) UNAIR, acara komunitas Khusus Musisi yang berGenrekan Hard Core yang ke tujuh di Surabaya, dengan Guest Star Band dari Negara Belanda/ Netherland yaitu “No Turning Back”.

HARD CORE adalah istilah generik yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang lebih ekstrem daripada versi biasanya, Begitupun Dalam Musik hardcore – beberapa jenis musik (tidak berhubungan satu sama lain). Ada yang menamakan Hard Core punk adalah subgenre dari punk rock, kadang dianggap berhubungan dengan musik heavy metal, kemudian ada hard Core techno adalah subgenre dari techno yang berhubungan erat dengan gaya Gabba, dan termasuk Happy hard core, dan juga hard core hip hop adalah subgenre dari hip hop yang berciri khas lirik konfrontasional dan irama yang keras akan teteapi masih jarang dipakai dalam sebuah komunitas musik.

Dan yang sedang ramai di Surabaya adalah Genre Hardcore punk (kadang-kadang disebut Hardcore saja) merupakan salah satu subgenre dari punk rock yang berasal dari Amerika Utara dan UK diakhir tahun 1970-an Sound baru ini yang merupakan ciri khas musiknya secara umum yaitu: suara gitar yang lebih tebal, berat dan cepat dari musik punk rock awal.  Tipikal lagu biasanya sangat pendek, cepat dan keras, selalu membawakan lagu tentang politik, kebebasan berpendapat, kekerasan,  pengasingan diri dari sosial, straight edge perang dan tentang sub-kultur hardcore itu sendiri.

Musik Hardcore sudah eksis di Indonesia pada tahun akhir 1980-an. Dengan fenomena yang ada menyebabkan sebagian dari punker mulai melahirkan scene-scene hardcore punk. Sehingga musik hardcore di Indonesia sangat kental dengan warna punk. Dikarenakan masih sangat sedikitnya scene hardcore maka scene terbagi menjadi dua kaum, yaitu kaum individu yang lebih suka menikmati musik hardcore dengan sosialisasi yang secukupnya dan kaum yang sangat suka bersosialisasi (membaur dengan komunitas punk). Hal ini terjadi sampai sekitar pertengahan tahun 1990-an. Tahun 90-an bisa dibilang tahun musik hardcore di Indonesia dan puncaknya pada akhir tahun 1990 ditandai dengan mulainya pertunjukan-pertunjukan di berbagai tempat menampilkan 100% band hardcore (yang sebelumnya selalu mencampur dengan band punk) dan kemudian musik hardcore mulai membaur dengan melodicore.

Dengan semakin banyaknya band hardcore bersamaan pula munculnya records D.I.Y (Do It Yourself) yang menyalurkan kreatifitas band dengan usaha sendiri atau lebih tepat di sebut Indie. Di Indonesia kota Surabaya adalah kota yang memiliki banyak band hardcore, untuk di kota lain umumnya hardcore dibawa dan berkembang dari individu anak Surabaya yang kuliah di luar kota ataupun bekerja. Sidoarjo juga memiliki beberapa grup musik hardcore yang mayoritas mengusung oldschool hardcore punk serta di daerah Menteng Jakarta Pusat yang dikenal dengan Taman Suropati banyak band-band pengusung hardcore punk. Setelah era oldschool, hardcore amerika, hardcore oldscholl eropa ke newschool maka dimulailah hardcore yang didominasi dengan musik lebih kental musik metalnya seperti Jumbo-Jet bahkan emo, hingga saat ini (tahun 2000-an).

Dan Asal mula Metal Hard Core di Indonesia berdiri dari Embrio kelahiran scene musik rock underground di Indonesia sulit di lepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya.Sebut saja misalnya God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy (Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia.

Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan itu untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan gaya yang lebih ‘liar’ dan ‘ekstrem’ untuk ukuran jamannya. Tradisi yang kontra produktif ini kemudian mencatat sejarah namanya sempat mengharum di pentas nasional seperti Rock’in Solo beberapa Bulan yang lalu. Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988. Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belum populer) ini biasa hang out di Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan. diberi kesempatan untuk bisa manggung di sana. Setiap malam minggu biasanya selalu ada live show dari band-band baru di Pid Pub dan kebanyakan band-band tersebut mengusung musik rock atau metal. Band-band yang sering hang out di scene Pid Pub ini antara lain Roxx (Metallica & Anthrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion Of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GN’R), Parau (DRI & MOD), Jenazah, Mortus hingga AlienScream (Obituary). Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak yang membelah diri menjadi band-band baru. Commotion Of Resources adalah cikal bakal band gothic metal Getah, sedangkan Paraua dalah embrio band death metal lawas Alien Scream. Selain Pid Pub, venue alternatif tempat band-band rock underground manggung pada masa itu adalah Black Hole dan restoran Manari Open Air di Museum Satria Mandala (cikal bakal Poster CafĂ©). Dari sedemikian panjangnya perjalanan rock underground di tanah air,

Aktifitas mereka selain hang out adalah bertukar informasi tentang band-band lokal dan internasional, barter CD, jual-beli t-shirt metal hingga merencanakan pengorganisiran konser. Sebagian lagi yang lainnya memilih hang out di basement Blok Mall yang kebetulan letaknya berada di bawah tanah. Pada era ini hype musik metal yang masif digandrungi adalah subgenre yang makin ekstrem yaitu death metal, brutal death metal, grindcore, black metal hingga gothic/ doom metal. “Sukses buat Hard Core Surabaya singkat Baron sang vokalis Step In The Heart Band yang juga meramaikan acara SBHC #7 saat bertemu Surabayabising.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar